Haruskah Akal Mengikuti Syari'at? ini Penjelasannya


Salah satu teman Facebook saya di Kumpulan doa-doa islam sehari-hari untuk semua orang bertanya soal "haruskah Akal Mengikuti Syariat?".
Secara singkat saya jawab ya Harus. Akal harus mengikuti Syariat. mari kita simak penjelasan saya berikut ini.
Pertama saya buka dengan sebuah ayat Al Quran ini :
 وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَ يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَاْلأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Kami telah menjadikan untuk isi neraka Jahanam, kebanyakan dari manusia dan jin. Mereka mempunyai hati (akal), tetapi tidak digunakan untuk berfikir. Mereka mempunyai mata, tetapi tidak digunakan untuk melihat. Mereka mempunyai telinga, tetapi tidak digunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti hewan ternak, bahkan lebih hina lagi, Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A’râf [7]: 179).


Ada ayat lain yang menerangkan bahwa Alloh tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk menyembah kepadanya. menyembah Alloh berarti harus mengikuti syari'at Alloh. Lalu apakah masih belum bisakah akal pikiran anda berpikir kenapa hanya Jin dan Manusia saja yang dibebani untuk menyembah Alloh kenapa kucing, kerbau, ayam bahkan Pohon Pisang yang juga penduduk bumi kok tidak ikut di wajibkan menyembah Alloh atau mengikuti Syariat Alloh?. Jin dan Manusia di perintahkan untuk mengikuti Syari'at Alloh karena mereka berakal, yang dengan akalnya itu mereka bisa berpikir mana yang baik mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah.

Haruskah akal kita menentang Syari'at Alloh yang telah memberikan akal kita ini secara cuma-cuma, Jika akal kita tidak untuk mengikuti Syari'at lantas untuk apa kita diberi akal kalau hanya untuk memikirkan kesenangan dunia saja.

Satu contoh kenapa akal kita harus mengikuti syari'at. Kita di beri akal untuk berpikir yang benar. Kita punya kekasih atau bisa juga di sebut pacar. Pacar itu kekasih kita namun belum di sahkan secara syariat karena belum ada ikatan pernikahan. Suatu hari akal kita yang di dampingi hawa nafsu sangat ingin sekali berhubungan badan dengan pacar kita.

Dalam masalah ini jika akal kita mengikuti Syari'at pastinya akan kita halalkan dulu hubungan kekasih menjadi hubungan suami istri yang halal dan benar jika melakukan hubungan badan.

Tapi jika akal kita tidak mengikuti syari'at, Buat apalah nikah dulu, yang pentingkan kita suka sama suka langsung aja mah hubungan badan tanpa nikah dulu mengikuti syari'at.

Bukankah jika kiat berhubungan badan dengan pasangan yang belum ada ikatan pernikahan secara syari'at itu tidak ada bedanya dengan hubungan badan yang dilakukan hewan? Hewan kalau kepingin ya langsung aja tubruk tanpa ada pernikahan.
Itu cara syari'at menata kehidupan jin dan manusia agar baik dan benar.

Saidatina Aisyah bertanyakan kepada Rasulullah SAW, "Bagaimana seseorang itu mendapat keutamaan di dunia. Baginda SAW menjawab: Dengan akalnya. Saidatina Aisyah bertanya lagi: Bagaimana seseorang itu mendapat keutamaan di akhirat. Baginda menjawab: Dengan akalnya. Lantas Aisyah bertanya: Bukankah seseorang itu mendapat keutamaan dengan amalnya? Lalu Rasulullah SAW menjawab: Seseorang itu beramal mengikut kadar akalnya." (Riwayat Tirmidzi)

Ketika kalian ingin beramal juga harus disertai akal pikiran kalian, karena akal ini tempatnya ilmu syari'at bersarang. Artinya walaupun akal harus mengikuti syariat tapi syari'at butuh wadah untuk berupa akal sebelum syari'at itu kita lakukan dengan perbuatan.

gambarannya mungkin seperti itu bang Candra Wijaya saya tidak bisa menulis panjang lebar karena kebiasaan saya adalah berdakwah lewat ucapan bukan tulisan.

Penulis : Admin Kumpulan doa-doa islam sehari-hari untuk semua orang




Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment